Daulah Islamiyyah, Khilafah Untuk Seluruh Kaum Muslimin"
Kiranya pesan yang disampaikan Maktab al Himmah Daulah
Islamiyyah di atas sudah jelas,, Daulah Islamiyyah adalah Daulah bagi
seluruh kaum muslimin. Singkat dan terang, sudah paham kan? Ya sudah,
saya cukupkan disini. *Lho?
Ya, Daulah Islamiyyah bukanlah Khilafah punyanya kelompok
fulan atau jama'ah ngajinya si fulan, ia milik semua kaum muslimin. Tak
ada hak bagi si fulan A atau fulan B mengklaim Khilafah ini miliknya
seorang dan pengikutnya.
Jika mau ditelisik, sebenarnya, inti sejumlah besar
propaganda mass media terhadap Daulah Islamiyyah sebagai bagian dari
agenda ‘black campaign’ untuk menjauhkan kaum muslimin dari Khilafah
mereka ini hanyalah satu, mencitrakannya sebagai sebuah 'kelompok’ Islam
fanatik yang ingin membabat habis kelompok-kelompok Islam di luarnya.
Saya tak perlu susah-susah menulis sebagian contoh kampanye
hitam media-media itu, seperti, “Daulah Islamiyyah (mereka sebut dengan
nama ISIS, ISIL, Daisy, dsb) membunuhi, atau menggorok leher, atau
mengebom muslim di luar 'kelompok’-nya,” Yaah, meskipun akhirnya ketulis
juga kan.. -,-’
'Kelompok’..? Kelompok apa sih? Sedangkan mereka yang
berhijrah dan kini berada di Daulah Islamiyyah dulunya berasal dari
berbagai macam background jama'ah ataupun organisasi, bahkan banyak
diantara mereka dulunya muslimin awam, yang boleh jadi pemahaman
Dien-nya masih biasa-biasa saja, namun kini menjadi luar biasa.
Lebih-lebih banyak juga koq yang dulunya dia itu orang murtad, atau
bergabung dengan faksi yang keluar dari pakem aqidah yang benar, dia
bertaubat meski pelum belajar Dien, dan Daulah menerimanya, lantas
mengajarinya, membimbingnya, ke arah kebenaran.
Daulah tidak menolaknya,, seperti, “Lho, kamu kan dulu bukan dari jama'ah saya?”
Contoh-contoh kasusnya pun banyak, sudah ribuan,, dan kita sudah banyak melihatnya di video-video taubatnya murtaddin Shohawat, bagaimana mereka kembali mempelajari aqidah bersama Daulah, kemudian menjadi bala tentaranya yang pemberani.
Contoh-contoh kasusnya pun banyak, sudah ribuan,, dan kita sudah banyak melihatnya di video-video taubatnya murtaddin Shohawat, bagaimana mereka kembali mempelajari aqidah bersama Daulah, kemudian menjadi bala tentaranya yang pemberani.
Atau, tentang ribuan muslim mualaf yang baca al Qur'an
masih terbata-bata, ada pula yang masih kelas Iqro’. Daulah menerima
mereka, tidak mengusirnya, “Pemahaman Dien kamu masih nol, pergi sana,
kamu gag boleh ikut di barisan kami!”
Boleh jadi tulisan saya ini akan menjadi senjata bagi
mereka yang membenci Daulah, dengan mengatakan, “Tuh kan, liat, pantesan
ISIS menyimpang,, pengikutnya aja jahil-jahil.” Saya tak peduli, karena
lisan itu keluar dari mereka yang menyanjung-nyanjung kelompok antek
Amerika dan nyata-nyata didukung Salibis. Jadi, apa peduli saya dengan
ocehan orang yang lebih bodoh agamanya?
Ya, tak perlu menunggu Dien kalian jadi sempurna, dengan
ilmu bejibun numpuk-numpuk (tapi tak kunjung beramal), sampai pemahaman
akan Dien pun mumtaz untuk menjadi bagian dari pasukan Daulah
Islamiyyah.
Seperti yang dilakukan oleh seorang al Akh Mujahid Daulah
asal Malaysia -semoga Allah menerimanya sebagai syuhadaa’-, dengan
background asal muasal ngaji di Jama'ah Tabligh. Dia berhijrah dari
negeri Shohawat di Syam ke Daulah, dan tak lebih dari 10 hari saja
setelah kedatangannya dan bai'atnya pada Amirul Mukminin, Allah
karuniakan dia rizki untuk beramaliyyah istisyhadiyyah.
Suatu ketika seorang Mas'ul Istisyhadiy datang ke kamp
mu'askar, guna membuka pendaftaran untuk siapa saja ikhwah yang ingin
mendaftar antrian istisyhadiy. al Akh asal Malaysia tadi bertanya,
“Istisyhadiy itu apa sih?” Akhirnya dijawab dan dijelaskan padanya, apa
itu serangan bom syahid, dalil-dalil al Qur’an dan Sunnahnya, caranya,
hanya dalam sehari, tak perlu memakan serta menunggu waktu
bertahun-tahun untuk memahami dan mengamalkannya, “Oke,, saya ikut,
bismillah!” jawabnya.
Allahu Akbar! Allah gunakan tangan al Akh itu untuk
membunuh lebih dari 50 tentara Nushairiy yang sedang berusaha menyerang
wilayah kaum muslimin.
Atau seperti al Akh asal Indonesia di salah satu kamp Daulah Islamiyyah, yang berkata, “Ooh, ternyata setelah hijrah di Daulah itu harus berjihad juga to? Kirain cuma datang, terus hidup biasa, dagang, dsbnya. Ternyata harus perang, baru tahu saya.” Setelahnya, ia tidaklah lari, atau gag mau jihad, gag mau ribath,, justru dia teguh disana,, meraih dua kemenangan sekaligus, menggagalkan serangan kuffar untuk merampas tanah muslimin dan gugur syahid di jalanNya.
Atau seperti al Akh asal Indonesia di salah satu kamp Daulah Islamiyyah, yang berkata, “Ooh, ternyata setelah hijrah di Daulah itu harus berjihad juga to? Kirain cuma datang, terus hidup biasa, dagang, dsbnya. Ternyata harus perang, baru tahu saya.” Setelahnya, ia tidaklah lari, atau gag mau jihad, gag mau ribath,, justru dia teguh disana,, meraih dua kemenangan sekaligus, menggagalkan serangan kuffar untuk merampas tanah muslimin dan gugur syahid di jalanNya.
Atau seperti al Akh lain, dia berhijrah menuju Darul Islam,
namun belum ngerti apa itu Rofidhoh, apa itu PKK, apa itu Nushairiy.
Dia akhirnya belajar di parit-parit ribath, mengenal siapa musuh-musuh
Allah di medan Jihad, membentuk dengan kokoh aqidah al Wala’ wal
Baro'nya di tengah baku tembak, bombardir, hingga Allah menggunakan
tangan al Akh itu untuk membebaskan sebuah wilayah, dan tertegaklah
Syari'at Islam di atasnya.
Ada juga ikhwah Muhajirin yang background-nya dulu aktivis
PKS, “MasyaaAllah, disini ukhuwah Islam-nya sangat berasa Akh,
persaudaraan di atas Tauhid yang haq, Alhamdulillah saya bahagia sudah
keluar dari sempitnya hizbiyyah menuju luasnya Khilafah.”
Inilah Daulah Islamiyyah, Khilafah untuk seluruh kaum muslimin, muslimin yang menginginkan kebenaran. Ia bukan Daulah milik kelompok fulan atau jama'ah ngajinya si fulan.
Inilah Daulah Islamiyyah, Khilafah untuk seluruh kaum muslimin, muslimin yang menginginkan kebenaran. Ia bukan Daulah milik kelompok fulan atau jama'ah ngajinya si fulan.
Inilah Daulah Islamiyyah, Daulah milik seluruh muslimin,
wahai Ummat Islam, tidak perlu takut, datanglah, Daulah ini milik kalian
semua, dan membuka lebar tangannya untuk memeluk kalian dalam
kehangatan persaudaraan pun persatuan.
Wahai Anshor daulah, wahai Munashirin, inilah Daulah Islamiyyah, Daulah bagi seluruh kaum muslimin, mari bersama membangun dan menjaganya. Salah satunya dengan bersikap lemah lembut pada awam muslimin, dakwahi mereka dengan baik, jadikan mereka ikut merasakan rahmat, rasa aman, dan ketenangan di bawah naungan Daulah Islamiyyah.
Wahai Anshor daulah, wahai Munashirin, inilah Daulah Islamiyyah, Daulah bagi seluruh kaum muslimin, mari bersama membangun dan menjaganya. Salah satunya dengan bersikap lemah lembut pada awam muslimin, dakwahi mereka dengan baik, jadikan mereka ikut merasakan rahmat, rasa aman, dan ketenangan di bawah naungan Daulah Islamiyyah.
Lindungi raga dan hati umat Islam, karena salah satu tujuan
dari tertegaknya Jihad adalah untuk melindungi nyawa kaum muslimin.
Ibnu Nuhas dalam kitabnya al Masyari'ul Aswaq bahkan menyebutkan, ribath
itu lebih utama dari menjihadi musuh, karena ia membentengi kaum
muslimin dan negeri-negeri mereka dari agresi kuffar.
Dan hendaknya kaum muslimin di Indonesia dan Malaysia,
serta negeri sekitarnya ikut menjaga tulusnya niat Mujahidin untuk
menolong mereka, dengan menjauhi gedung-gedung pemerintah, kantor-kantor
polisi, dan markas militer agar tidak terkena serangan Mujahidin dan
menjadi celah bagi musuh meruntuhkan menara jihad ini.
Seperti yang saya saksikan sendiri di negeri kehidupan ini,
bagaimana para Mujahidin, Junud Daulah Islamiyyah mencintai awam
Muslimin dan awam Muslimin mencintai mereka. Sampai ketika rumah mereka
di Daulah Islamiyyah diserang kuffar,, mereka tetap setia dengan Daulah,
mengungsi ke wilayah Khilafah, rela tinggalkan rumahnya demi hidup di
bawah naungan Syari’ah.
“Gimana kabar Ramadi? tanyaku. “Alhamdulillah, 'alaa kulli
hal, ini ujian dari Allah, tamkhish, untuk memisahkan mana muslimin yang
benar2 beriman dan mana yang munafiq, memihak pada kuffar..” kata
seorang awam muslimin, masyaa Allah ini kalimat yang keluar dari seorang
muslim biasa, bukan mujahid, bukan murobith.
Atau ketika sebuah wilayah Daulah Islamiyyah diserang,
bukan hanya Junud Khilafahnya saja yang mempertahankannya, namun seluruh
penduduknya sampai berbai’at maut untuk mempertahankannya. Indah bukan?
Asy Syarqiyye, Wilayah al Khayr, Qoti’ Ghorbiyyah
27 Jumadal Akhir 1437 H
[akhirzaman/al-Hayat]
27 Jumadal Akhir 1437 H
[akhirzaman/al-Hayat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar