Kamis, 19 Januari 2017

Daulah Islamiyyah, Khilafah Untuk Seluruh Kaum Muslimin

Daulah Islamiyyah, Khilafah Untuk Seluruh Kaum Muslimin"
Kiranya pesan yang disampaikan Maktab al Himmah Daulah Islamiyyah di atas sudah jelas,, Daulah Islamiyyah adalah Daulah bagi seluruh kaum muslimin. Singkat dan terang, sudah paham kan? Ya sudah, saya cukupkan disini. *Lho?
Ya, Daulah Islamiyyah bukanlah Khilafah punyanya kelompok fulan atau jama'ah ngajinya si fulan, ia milik semua kaum muslimin. Tak ada hak bagi si fulan A atau fulan B mengklaim Khilafah ini miliknya seorang dan pengikutnya.
Jika mau ditelisik, sebenarnya, inti sejumlah besar propaganda mass media terhadap Daulah Islamiyyah sebagai bagian dari agenda ‘black campaign’ untuk menjauhkan kaum muslimin dari Khilafah mereka ini hanyalah satu, mencitrakannya sebagai sebuah 'kelompok’ Islam fanatik yang ingin membabat habis kelompok-kelompok Islam di luarnya.
Saya tak perlu susah-susah menulis sebagian contoh kampanye hitam media-media itu, seperti, “Daulah Islamiyyah (mereka sebut dengan nama ISIS, ISIL, Daisy, dsb) membunuhi, atau menggorok leher, atau mengebom muslim di luar 'kelompok’-nya,” Yaah, meskipun akhirnya ketulis juga kan.. -,-’
'Kelompok’..? Kelompok apa sih? Sedangkan mereka yang berhijrah dan kini berada di Daulah Islamiyyah dulunya berasal dari berbagai macam background jama'ah ataupun organisasi, bahkan banyak diantara mereka dulunya muslimin awam, yang boleh jadi pemahaman Dien-nya masih biasa-biasa saja, namun kini menjadi luar biasa. Lebih-lebih banyak juga koq yang dulunya dia itu orang murtad, atau bergabung dengan faksi yang keluar dari pakem aqidah yang benar, dia bertaubat meski pelum belajar Dien, dan Daulah menerimanya, lantas mengajarinya, membimbingnya, ke arah kebenaran.
Daulah tidak menolaknya,, seperti, “Lho, kamu kan dulu bukan dari jama'ah saya?”
Contoh-contoh kasusnya pun banyak, sudah ribuan,, dan kita sudah banyak melihatnya di video-video taubatnya murtaddin Shohawat, bagaimana mereka kembali mempelajari aqidah bersama Daulah, kemudian menjadi bala tentaranya yang pemberani.
Atau, tentang ribuan muslim mualaf yang baca al Qur'an masih terbata-bata, ada pula yang masih kelas Iqro’. Daulah menerima mereka, tidak mengusirnya, “Pemahaman Dien kamu masih nol, pergi sana, kamu gag boleh ikut di barisan kami!”
Boleh jadi tulisan saya ini akan menjadi senjata bagi mereka yang membenci Daulah, dengan mengatakan, “Tuh kan, liat, pantesan ISIS menyimpang,, pengikutnya aja jahil-jahil.” Saya tak peduli, karena lisan itu keluar dari mereka yang menyanjung-nyanjung kelompok antek Amerika dan nyata-nyata didukung Salibis. Jadi, apa peduli saya dengan ocehan orang yang lebih bodoh agamanya?
Ya, tak perlu menunggu Dien kalian jadi sempurna, dengan ilmu bejibun numpuk-numpuk (tapi tak kunjung beramal), sampai pemahaman akan Dien pun mumtaz untuk menjadi bagian dari pasukan Daulah Islamiyyah.
Seperti yang dilakukan oleh seorang al Akh Mujahid Daulah asal Malaysia -semoga Allah menerimanya sebagai syuhadaa’-, dengan background asal muasal ngaji di Jama'ah Tabligh. Dia berhijrah dari negeri Shohawat di Syam ke Daulah, dan tak lebih dari 10 hari saja setelah kedatangannya dan bai'atnya pada Amirul Mukminin, Allah karuniakan dia rizki untuk beramaliyyah istisyhadiyyah.
Suatu ketika seorang Mas'ul Istisyhadiy datang ke kamp mu'askar, guna membuka pendaftaran untuk siapa saja ikhwah yang ingin mendaftar antrian istisyhadiy. al Akh asal Malaysia tadi bertanya, “Istisyhadiy itu apa sih?” Akhirnya dijawab dan dijelaskan padanya, apa itu serangan bom syahid, dalil-dalil al Qur’an dan Sunnahnya, caranya, hanya dalam sehari, tak perlu memakan serta menunggu waktu bertahun-tahun untuk memahami dan mengamalkannya, “Oke,, saya ikut, bismillah!” jawabnya.
Allahu Akbar! Allah gunakan tangan al Akh itu untuk membunuh lebih dari 50 tentara Nushairiy yang sedang berusaha menyerang wilayah kaum muslimin.
Atau seperti al Akh asal Indonesia di salah satu kamp Daulah Islamiyyah, yang berkata, “Ooh, ternyata setelah hijrah di Daulah itu harus berjihad juga to? Kirain cuma datang, terus hidup biasa, dagang, dsbnya. Ternyata harus perang, baru tahu saya.” Setelahnya, ia tidaklah lari, atau gag mau jihad, gag mau ribath,, justru dia teguh disana,, meraih dua kemenangan sekaligus, menggagalkan serangan kuffar untuk merampas tanah muslimin dan gugur syahid di jalanNya.
Atau seperti al Akh lain, dia berhijrah menuju Darul Islam, namun belum ngerti apa itu Rofidhoh, apa itu PKK, apa itu Nushairiy. Dia akhirnya belajar di parit-parit ribath, mengenal siapa musuh-musuh Allah di medan Jihad, membentuk dengan kokoh aqidah al Wala’ wal Baro'nya di tengah baku tembak, bombardir, hingga Allah menggunakan tangan al Akh itu untuk membebaskan sebuah wilayah, dan tertegaklah Syari'at Islam di atasnya.
Ada juga ikhwah Muhajirin yang background-nya dulu aktivis PKS, “MasyaaAllah, disini ukhuwah Islam-nya sangat berasa Akh, persaudaraan di atas Tauhid yang haq, Alhamdulillah saya bahagia sudah keluar dari sempitnya hizbiyyah menuju luasnya Khilafah.”
Inilah Daulah Islamiyyah, Khilafah untuk seluruh kaum muslimin, muslimin yang menginginkan kebenaran. Ia bukan Daulah milik kelompok fulan atau jama'ah ngajinya si fulan.
Inilah Daulah Islamiyyah, Daulah milik seluruh muslimin, wahai Ummat Islam, tidak perlu takut, datanglah, Daulah ini milik kalian semua, dan membuka lebar tangannya untuk memeluk kalian dalam kehangatan persaudaraan pun persatuan.
Wahai Anshor daulah, wahai Munashirin, inilah Daulah Islamiyyah, Daulah bagi seluruh kaum muslimin, mari bersama membangun dan menjaganya. Salah satunya dengan bersikap lemah lembut pada awam muslimin, dakwahi mereka dengan baik, jadikan mereka ikut merasakan rahmat, rasa aman, dan ketenangan di bawah naungan Daulah Islamiyyah.
Lindungi raga dan hati umat Islam, karena salah satu tujuan dari tertegaknya Jihad adalah untuk melindungi nyawa kaum muslimin. Ibnu Nuhas dalam kitabnya al Masyari'ul Aswaq bahkan menyebutkan, ribath itu lebih utama dari menjihadi musuh, karena ia membentengi kaum muslimin dan negeri-negeri mereka dari agresi kuffar.
Dan hendaknya kaum muslimin di Indonesia dan Malaysia, serta negeri sekitarnya ikut menjaga tulusnya niat Mujahidin untuk menolong mereka, dengan menjauhi gedung-gedung pemerintah, kantor-kantor polisi, dan markas militer agar tidak terkena serangan Mujahidin dan menjadi celah bagi musuh meruntuhkan menara jihad ini.
Seperti yang saya saksikan sendiri di negeri kehidupan ini, bagaimana para Mujahidin, Junud Daulah Islamiyyah mencintai awam Muslimin dan awam Muslimin mencintai mereka. Sampai ketika rumah mereka di Daulah Islamiyyah diserang kuffar,, mereka tetap setia dengan Daulah, mengungsi ke wilayah Khilafah, rela tinggalkan rumahnya demi hidup di bawah naungan Syari’ah.
“Gimana kabar Ramadi? tanyaku. “Alhamdulillah, 'alaa kulli hal, ini ujian dari Allah, tamkhish, untuk memisahkan mana muslimin yang benar2 beriman dan mana yang munafiq, memihak pada kuffar..” kata seorang awam muslimin, masyaa Allah ini kalimat yang keluar dari seorang muslim biasa, bukan mujahid, bukan murobith.
Atau ketika sebuah wilayah Daulah Islamiyyah diserang, bukan hanya Junud Khilafahnya saja yang mempertahankannya, namun seluruh penduduknya sampai berbai’at maut untuk mempertahankannya. Indah bukan?
Asy Syarqiyye, Wilayah al Khayr, Qoti’ Ghorbiyyah
27 Jumadal Akhir 1437 H
[akhirzaman/al-Hayat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar