Rabu, 15 Februari 2017

Setelah al Bab, Pasukan Turki akan Bergerak ke Raqqa


Setelah al Bab, Pasukan Turki akan Bergerak ke Raqqah
SURIAH [Mata Pena Pers] – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan tujuan akhir serbuan Turki ke Suriah utara adalah untuk membersihkan “zona aman” seluas 5.000 km persegi dan bersumpah untuk menekan Raqqa, ibukota IS di negara itu, lansir Aljazeera, Ahad (12/02/2017).
Tentara Turki dan kelompok oposisi sekutu mereka di Suriah telah memasuki benteng pusat IS Al Bab, Erdogan mengatakan pada hari Ahad, menambahkan bahwa pengmbilalihan tersebut hanya “soal waktu”.
“Setelah Al Bab berakhir, periode berikutnya adalah Manbij dan Raqqa,” kata Erdogan kepada wartawan sebelum keberangkatannya pada kunjungan resmi ke Bahrain, Arab Saudi dan Qatar.
“Kami berbagi pikiran dengan pemerintah baru AS dan CIA dan kami akan mengikuti perkembangan sejalan dengan sikap kami,” tambahnya.
“Tujuan utamanya adalah untuk membangun zona aman dengan membersihkan area 4.000 hingga 5.000 km persegi dari IS.”
IS, yang merupakan singkatan dari Islamic State, menguasai Raqqa di Suriah utara pada bulan Maret 2013.
Erdogan mengatakan pasukan IS mulai meninggalkan Al Bab, tapi Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) mengatakan pasukan Turki belum memasuki pusat kota.
Monitor perang yang berbasis di Inggris, yang bergantung pada jaringan aktivis di dalam wilayah Suriah tersebut mengatakan pasukan Turki telah maju ke Al Bab dari barat dalam beberapa hari terakhir, dan sekarang menguasai sekitar 10 persen dari kota dan semua pinggiran barat.
Militer Turki melancarkan operasi di dalam wilayah Suriah pada 24 Agustus, dengan nama Perisai Efrat (the Euphrates Shield), untuk membersihkan perbatasan dari IS dan menghentikan kemajuan milisi Kurdi YPG -PYD, yang dianggap oleh Turki sebagai teroris.
Erdogan mengatakan pasukan Turki tidak berniat tinggal di Suriah setelah daerah itu dibersihkan dari pasukan IS dan YPG Kurdi.
Kekuatan oposisi yang didukung Turki maju dari utara untuk merebut Al Bab, benteng terakhir IS di provinsi utara Aleppo, sebelum pasukan rezim Syiah Suriah mencapai kota dari selatan.
Pasukan yang didukung Turki masih jauh dari Raqqa, yang sebagian besar dikelilingi oleh pasukan Kurdi Suriah yang didukung AS.
Pekan lalu, Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi meluncurkan fase baru dalam serangan Raqqa untuk merebut kota-kota dan desa-desa sebelah timur kota. Koalisi pimpinan AS telah menargetkan beberapa jembatan melintasi Sungai Efrat dalam mendukung operasi.
“Potensi konflik lanjutan jelas terlihat, kecuali ada solusi yang disepakati antara Turki, AS, Rusia dan Kurdi,” reporter Al Jazeera Andrew Simmons, melaporkan dari Gaziantep, di sisi Turki perbatasan Suriah-Turki.
Simmons mengatakan zona penyangga perbatasan, daerah aman dan zona larangan terbang semuanya telah diusulkan oleh Turki di masa lalu tapi ditolak oleh pemerintahan ex-Presiden AS Barack Obama.
“Sekarang, apakah situasi telah berubah? Apakah Presiden AS Donald Trump setuju untuk sesuatu? Tidak jelas pada tahap ini, namun Erdogan bersikeras bahwa ia menyarankan agar pembangunan kota di daerah yang aman dan kembalinya pengungsi dari Turki harus diselesaikan,” kata Simmons.
Bentrokan di Al Bab telah terbukti menjadi pertarungan terberat bagi tentara Turki sejauh ini, dengan meningkatnya jumlah tentara yang tewas.
Seorang tentara Turki tewas dan tiga lainnya luka-luka dalam bentrokan dengan pejuang pada hari Ahad, kantor berita swasta Dogan melaporkan, mengutip sumber-sumber militer.
Korban terakhir menaikkan jumlah pasukan Turki yang tewas dalam serangan Suriah menjadi 67.
Tiga tentara yang terluka dievakuasi dari Al Bab dan dibawa ke rumah sakit di Kilis dan provinsi Gaziantep Turki dekat perbatasan Suriah, Dogan melaporkan. [JI/AJ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar