Rabu, 15 Februari 2017

Tawaran Konyol Israel kepada Pasien Palestina: Pilih Jadi Mata-mata Kami atau Mati?


Foto: Terlihat di layar laptop, Ahmed, pemuda Palestina terbaring di rumah sakit.
YERUSALEM [Mata Pena Pers] – Seorang pasien jantung dari Gaza telah meninggal dunia setelah menolak tawaran Israel untuk memata-matai Palestina terkait akses di fasilitas medis.
Ahmed, yang masih berusia tujuh belas tahun lahir dengan cacat jantung bawaan dan telah menjalani sejumlah operasi. Dia secara teratur bolak balik dari Jalur Gaza ke Tepi Barat untuk berobat dan menjalani 18 operasi di rumah sakit Israel.
Operasi penggantian katup jantungnya ditunda beberapa kali sampai akhirnya ia diminta untuk bertemu seorang perwira intelijen di persimpangan Erez, satu-satunya bagian perbatasan terbuka untuk warga Gaza untuk dapat masuk ke Israel.
Dalam pertemuan tersebut, Ahmed secara eksplisit mengatakan bahwa operasi dapat dilakukan jika ia mau bekerja sama dengan aparat keamanan dan menjadai mata-mata untuk Israel.
Menurut ayah Ahmed, Hassan Shubeir, petugas intelijen Israel mengatakan agar Ahmed membantu dengan memberikan nama lokasi tertentu di Gaza. Petugas itu mengatakan akan mengirimnya ke sebuah rumah sakit Israel jika mau bertukar informasi.
Petugas Israel mengatakan kepadanya bahwa jika Ahmed tidak memberikan informasi, ia tidak akan diizinkan untuk menyeberang perbatasan.
Ahmed menolak tawaran itu. Ia memilih untuk tinggal di Gaza, yang maknanya sama dengan menandatangani surat kematiannya sendiri.
Saat kembali ke Gaza, kesehatan Ahmed memburuk. Ia pun meninggal dunia bulan lalu. [KBL/MEM]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar